Jumat, 31 Desember 2010
Video Pembelajaran Seni "Tari Bondan"
Video Pembelajaran Tentang "Bunyi"
Memberi Warna Folder
Download Pewarna Folder File
Selasa, 28 Desember 2010
Mengubah Kapasitas Flashdisk 1 GB menjadi 2 GB
Video Pembelajaran Sifat-Sifat Cahaya 2
Program Makanan Tambahan Anak Sekolah
Senin, 27 Desember 2010
Peserta Didik Bebas Cacingan
Video Pembelajaran Sifat-Sifat Cahaya 1
Rabu, 22 Desember 2010
Download Lagu Anak-Anak TK dan SD
Lagu Anak-Anak TK (Taman Kanak-Kanak)
- 1 2 3 4
- Aku Seorang Kapiten
- Bunda Piara
- Cicak
- Dakocan
- Jari
- Taman Kanak Kanak
- Topi Saya Bundar
- Kring Kring Ada Sepeda
- Tik Tik Tik Bunyi Hujan
- Naik Kereta Api
- A B C D
- Burung Hantu
- Nama Nama Hari
- Nama Nama Rasa
- Pergi Belajar
- Aku Anak Sehat
- Empat Sehat Lima Sempurna
- Menanam Jagung
- Makan Jangan Bersuara
- Lagu Gembira
- Lagu Bermain
- Potong Bebek Angsa
- Sim Sim Terima Kasim 1
- Sim Sim Terima Kasim 2
- Tek Kotek Kotek Kotek
- Abang Tukang Bakso
- Amri Membolos
- Happy Birthday
- Mana Di Mana Anak Kambing Saya
- Mandi Pagi
- Panjang Umurnya
- Selamat Ulang Tahun
- Semut - Semut Kecil
- Si Nyamuk Nakal
- Dicium Mama Dicium Papa
Albab Satrio Krismantoro Siswa Berprestasi di Kejuaraan Renang
- Juara III 100 meter Gaya Bebas Putra (KU IV)
- Juara Harapan I 50 meter Gaya Dada Putra (KU IV)
- Juara Harapan I 200 meter Gaya Ganti Perorangan (KU IV)
- Juara Harapan II 100 meter Gaya Punggung Putra (KU IV)
Promo Minuman Instan Anak-Anak
Minggu, 21 November 2010
SD 3 Megawon Berkurban
Rabu, 17 November 2010
Download Lagu Wajib Nasional dan Lagu Perjuangan
Dulu hampir tiap tanggal 14 Agustus, bapakku selalu rajin mengibarkan bendera merah putih di depan rumahku. Meski sudah nampak lusuh karena memang sudah usang karena kami tidak mampu untuk membeli yang baru. Dalam hati, aku merasa bangga telah menjadi bagian dari bangsa ini dan memiliki bendera merah putih yang selalu berkibar.
Sebenarnya nasib kita masih lebih baik dan beruntung daripada para pejuang kita dulu, kita hanya meneruskan perjuangan mereka tanpa harus mengorbankan nyawa dan harta. Tapi nyatanya nasionalisme kita semakin luntur dan mungkin akan punah tergilas modernisasi dan rasa individualistis. Kurangnya kecintaan kita terhadap lagu-lagu perjuangan tempo doeloe merupakan salah satu bukti lunturnya rasa nasionalisme kita terhadap bangsa ini. Kita lebih cenderung bangga, jika kita hafal dan bisa menyanyikan lagu-lagu populer jaman sekarang baik yang berlirik Indonesia maupun yang berbahasa asing. Apakah anda salah satu contoh orang yang dimaksud? Jika tidak, anda dapat mengunduh lagu-lagu wajib nasional dan lagu-lagu perjuangan di bawah ini untuk dapat menumbuhkan rasa nasionalisme anda. Selamat mengunduh...!
- Indonesia Raya 1
- Indonesia Raya 2
- Hari Merdeka
- Hari Merdeka (Instrumentalisme)
- Bandung Selatan di Waktu Malam 1
- Bandung Selatan di Waktu Malam 2
- Sepasang Mata Bola
- Selendang Sutera
- Syukur
- Dari Sabang Sampai Merauke
- Indonesia Pusaka
- Indonesia Negaraku
- Mengheningkan Cipta
- Pahlawan Merdeka
- Tanah Airku
- Halo-Halo Bandung
- Berkibarlah Benderaku
- Indonesia Tetap Merdeka
- Maju Tak Gentar
- Melati di Tapal Batas
- Merah Putih
- Satu Nusa Satu Bangsa
- Rayuan Pulau Kelapa 1
- Rayuan Pulau Kelapa 2
- Bangun Pemuda Pemudi
- Gugur Bunga 1
- Gugur Bunga 2
- Selamat Datang Pahlawan Muda
- Hymne Guru
Selasa, 16 November 2010
Mohon Doa Restu
Berita Duka
Sabtu, 11 September 2010
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Rabu, 01 September 2010
Nalar dan Bahasa
Mari bicara tentang hubungan nalar dengan bahasa. Kalau ada sesuatu yang kita pikirkan, kita akan menyampaikannya dengan bahasa agar orang lain dapat menangkap apa yang kita pikirkan itu. Kita susun kata-kata dalam kalimat yang mendukung pikiran tersebut. Pikiran yang dikemukakan dengan kata-kata itu haruslah logis, masuk di akal sehingga dapat dipahami orang dengan baik. Itulah yang disebut nalar. Kalau bahasa yang kita gunakan itu kacau, maka bahasa itu tidak sesuai dengan nalar baik kita atau nalar orang yang mendengarnya. Sebuah contoh yang sederhana :
Seorang murid yang belum mengerti benar apa yang baru saja dijelaskan gurunya mengacungkan tangan. Guru menunjuk dia karena ia tahu bahwa murid itu tentu akan menanyakan sesuatu. Murid itu berkata,”Pak, saya belum jelas”. Guru langsung dapat menangkap bahwa bahasa yang diucapkan muridnya itu salah. Tapi dia ingin berkelakar dulu sebelum benar-benar memenuhi permintaan muridnya itu. Katanya, ”Mengapa kau tidak jelas? Ada apa dengan engkau sehingga tidak jelas?” Murid yang bertanya itu dengan teman-temannya heran mendengar jawaban guru itu.
Guru mengulang lagi,”Anak-anak, Ina (nama murid itu) tadi mengatakan,”Pak, saya belum jelas”. Jadi Bapak tanyakan lagi, mengapa Ina tidak jelas? Yang belum jelas itu saya dan saya itu Ina, bukan?” Semua murid tertawa karena sekarang mereka mengerti bahwa bahasa yang digunakan Ina itu salah.
”Ina,” sambung guru lagi,”seharusnya kamu mengatakan,’Bagi saya, yang Bapak jelaskan tadi belum dapat saya pahami benar”. Kalimat yang kamu gunakan tadi salah, bukan?” Ina tersenyum tersipu-sipu mendengar apa yang dikatakan gurunya itu. Sekarang mari kita bicara tentang bahasa yang salah nalar.
Dalam sebuah majalah ditulis sebagai berikut. ”Kartolo, penyanyi yang terkenal pada tahun 1970-an itu telah dipanggil Tuhan untuk selama-lamanya”. Perhatikan apa yang salah dalam kalimat itu. Kalimat itu mengatakan bahwa Kartolo telah dipanggil Tuhan. Itu artinya, Kartolo telah meninggal karena dia telah kembali ke hadirat Allah SWT. Tetapi ungkapan itu diikuti oleh frase untuk selama-lamanya. Mungkinkah Tuhan memanggil Kartolo selama-lamanya? Bukankah hanya sekali dia dipanggil dan setelah itu dia ”pergi” menghadap Tuhan.
Biasanya dikatakan dia pergi untuk selama-lamanya karena dia tidak akan pernah kembali lagi ke tengah-tengah kita yang ditinggalkannya. Bukan Tuhan memanggilnya untuk selama-lamanya karena panggilan itu hanya berlaku sesaat. Ketika panggilan Tuhan itu datang, ajal Kartolo pun tiba, lalu meninggallah dia dan pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Jadi, dalam kalimat itu telah timbul kesalahan bahasa yang tidak mendukung nalar yang benar.
Contoh berikut mungkin dapat juga kita golongkan ke dalam salah nalar karena bentuk kata yang digunakan tidak mendukung arti yang dimaksudkan oleh si penulis. Pada sebuah surat kabar tertulis sebagai berikut : Mengkritisi Putusan PK Tommy Soeharto (Kepala Berita). Perhatikan kata mengkritisi. Apa arti kata mengkritisi yang dibentuk dari bentuk dasar kritisi yang diberi awalan meng-? Kata kritisi adalah bentuk jamak dari kata kritikus yang berarti ”orang yang ahli mengkritik” (tentu saja orang yang ahli dalam bidangnya).
Jadi kritisi berarti ”ahli kritik dalam jumlah besar”. Mungkinkah kata itu diberi awalan meng-? Pada umumnya awalan meng- memberikan pengertian ”orang yang melakukan”, misalnya memasak artinya melakukan pekerjaan masak. Jadi, apa arti kata mengkritisi? Bentuk yang benar adalah mengkritik yang berarti melakukan kritik atau menyampaikan kritik. Perhatikan contoh pemakaian kata-kata itu secara tepat di bawah ini :
1. Kritik yang disampaikannya dalam rapat itu terlalu keras.
2. Mendengar kritik itu telinganya menjadi merah.
3. Dia mengkritik lawannya dengan argumentasi yang kuat.
4. Tidak ada orang yang senang dikritik walaupun kritik itu mengungkapkan kesalahan yang dapat diterima.
5. Almarhum H.B Jassin adalah seorang kritikus sastra Indonesia yang terkenal.
6. Jumlah kritisi sastra di Indonesia dapat dihitung dengan jari.
Selasa, 17 Agustus 2010
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Re Post)
George W Bush Berpidato dengan Bahasa Jawa
Senin, 16 Agustus 2010
Kerak Telor Makanan Khas Betawi
Awan Membentuk Tulisan "ALLAH" di Atas MI Al-Tanbih Getas Pejaten
Ditemukan Makam Kuno Peninggalan Kerajaan Demak
Pemberitaan terkait :
- Penemuan 12 makam kuno belum ditindak lanjuti
- Keberadaan makam kuno butuh kepedulian masyarakat
- Makam kuno ditemukan di Kudus
- Situs makam kuno tak sengaja ditemukan di Kudus