Semenjak Sumarsana, S.Pd dipromosikan untuk menjabat sebagai kepala sekolah SD Negeri Manggis UPT Disdikpora Tulis per tanggal 10 September 2009 lalu, dirinya berkomitmen untuk mulai merintis prestasi. Hal ini dituturkan kepada tim liputan jurnal saat singgah di sekolah yang dipimpinnya beberapa waktu lalu.
“Pokoknya, semenjak saya disini, sekolah ini masih berstatus belum maju, karena melihat sejarahnya berdiri tahun 1968, namun sampai sekarang, sekolah ini hanya masih memiliki kelas hingga kelas 4, untuk kelas 5 dan 6 nya belum ada”, tuturnya.
Namun, dari kendala yang ada, dirinya tidak patah semangat. Bahkan menurutnya, hal ini menjadikan motivasi bagi pihaknya untuk tetap mewujudkan visi “Hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya”. Untuk itu, pihaknya tengah melaksanakan beberapa program kerjanya.
“Program jangka pendek kami adalah melakukan pembenahan administrasi dan memenuhi kekurangan- kekurangan yang ada, baik dari segi fisik dan non fisik, termasuk sarana prasarananya. Yang utama gedung 2 lokal, serta pemenuhan tenaga kerja yang saat ini hanya masih 2 orang dan yang lainnya masih wiyata bhakti”, tuturnya.
Ditambahkan pria kelahiran Sleman, 18 Oktober 1959 ini, bahwa pihaknya juga akan merencanakan program-program untuk memajukan sekolah yang akan dibahas dengan melibatkan masyarakat dan komite sekolah yang baru dalam waktu dekat.
“Kami akan membahas program-program untuk memajukan sekolah. Karena, untuk menyelenggarakan kegiatan sekolah harus ditopang dengan BOS, namun siswa sedikit. Sehingga kegiatan agak sulit. Kedepannya, kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan sekolah, dengan harapan untuk memancing animo masyarakat agar berminat untuk menyekolahkan putra-putrinya disini”, imbuhnya.
Dipaparkan mantan guru bidang studi matematika kelas 5 dan 6 di SD Negeri Kauman 7 Batang ini, pihaknya juga tengah merintis prestasi, dengan menggiatkan beberapa kegiatan ekstrakurikuler dan pengenalan komputer kepada anak didik.
“Kami sudah mulai merintis dan mencari bakat anak-anak di beberapa bidang. Bahkan kami telah mengadakan lapangan badminton dan anak-anak kami didik dengan catur. Sehingga, ditahun-tahun yang akan datang kita mampu berbicara, minimal ditingkat kecamatan. Siswa juga sudah mulai kami kenalkan dengan komputer, agar tidak tertinggal jauh dengan sekolah yang lain”, pungkasnya. (Trie)
Imported from : Jurnal Pendidikan Kabupaten Batang
“Pokoknya, semenjak saya disini, sekolah ini masih berstatus belum maju, karena melihat sejarahnya berdiri tahun 1968, namun sampai sekarang, sekolah ini hanya masih memiliki kelas hingga kelas 4, untuk kelas 5 dan 6 nya belum ada”, tuturnya.
Namun, dari kendala yang ada, dirinya tidak patah semangat. Bahkan menurutnya, hal ini menjadikan motivasi bagi pihaknya untuk tetap mewujudkan visi “Hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya”. Untuk itu, pihaknya tengah melaksanakan beberapa program kerjanya.
“Program jangka pendek kami adalah melakukan pembenahan administrasi dan memenuhi kekurangan- kekurangan yang ada, baik dari segi fisik dan non fisik, termasuk sarana prasarananya. Yang utama gedung 2 lokal, serta pemenuhan tenaga kerja yang saat ini hanya masih 2 orang dan yang lainnya masih wiyata bhakti”, tuturnya.
Ditambahkan pria kelahiran Sleman, 18 Oktober 1959 ini, bahwa pihaknya juga akan merencanakan program-program untuk memajukan sekolah yang akan dibahas dengan melibatkan masyarakat dan komite sekolah yang baru dalam waktu dekat.
“Kami akan membahas program-program untuk memajukan sekolah. Karena, untuk menyelenggarakan kegiatan sekolah harus ditopang dengan BOS, namun siswa sedikit. Sehingga kegiatan agak sulit. Kedepannya, kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan sekolah, dengan harapan untuk memancing animo masyarakat agar berminat untuk menyekolahkan putra-putrinya disini”, imbuhnya.
Dipaparkan mantan guru bidang studi matematika kelas 5 dan 6 di SD Negeri Kauman 7 Batang ini, pihaknya juga tengah merintis prestasi, dengan menggiatkan beberapa kegiatan ekstrakurikuler dan pengenalan komputer kepada anak didik.
“Kami sudah mulai merintis dan mencari bakat anak-anak di beberapa bidang. Bahkan kami telah mengadakan lapangan badminton dan anak-anak kami didik dengan catur. Sehingga, ditahun-tahun yang akan datang kita mampu berbicara, minimal ditingkat kecamatan. Siswa juga sudah mulai kami kenalkan dengan komputer, agar tidak tertinggal jauh dengan sekolah yang lain”, pungkasnya. (Trie)
Imported from : Jurnal Pendidikan Kabupaten Batang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar, bebas tapi sopan!