Ibu Sri Tani Guru Kelas 5 SD 3 Megawon sering berkeluh kesah kepada guru-guru yang lain di kantor. Hal yang sering dikeluh kesahkan adalah jebloknya nilai ulangan matematika. Seperti biasa jika hasil ulangan matematika murid kita jelek. Biasanya, kita langsung memarahi diikuti dengan 'ceramah' untuk rajin belajar, simak baik-baik kalau guru menerangkan pelajaran dan seterusnya. Si anak hanya bisa diam cemberut mendengar 'ceramah' tadi. Terus, apa yang bisa kita lakukan?
1. Beri Inspirasi
Sebagian besar murid tidak menyenangi matematika karena mereka tidak melihat pentingnya matematika. Tidak seperti membaca dan melukis, bilangan dan simbol matematika terasa tidak punya arti apa-apa. Kita perlu menunjukkan betapa pentingnya matematika bagi kehidupan nyata kita. Ajarkan ke murid cerita tentang rekayasa besar dalam sepanjang sejarah manusia. Pembangunan piramida di Mesir, pembangunan sebuah bendungan, misi ke ruang angkasa tidak pernah terlaksana tanpa kehadiran matematika dan ahli matematika.
2. Yang Praktis-praktis sajaLibatkan murid dalam persoalan matematika nyata. Temukan sesuatu yang menarik bagi murid dan hubungkan dengan matematika. Contohnya, jika sedang tren bola basket. Selama permainan, tanyaka berapa point yang harus dikejar oleh tim yang kalah agar dapat mengungguli lawannya. Dan berapa pertandingan yang diperlukan untuk memenangkan liga bola basket. Jika mereka senang membantu orang tuanya mengerjakan sesuatu di rumah, minta mereka untuk mengukur potongan kayu yang diperlukan untuk membuat kursi. Atau, suruh mereka menyiapkan bahan-bahan baku untuk membuat kue dengan ukuran tertentu. Tatkala, mereka sedang di sebuah supermarket, minta mereka ikut menghitung nilai belanja (tanpa harus menggunakan alat bantu kalkulator di pesawat seluler). Jumlahnya tidak harus tepat sekali.
3. Selangkah Demi SelangkahKeberhasilan dalam matematika - sebagaimana keberhasilan dalam kehidupan adalah bagaimana membelah pekerjaan-pekerjaan besar menjadi lebih kecil namun dapat lebih mudah ditangani. Beberapa murid merasa pusing mendapatkan daftar pertanyaan matematika yang banyak. Jika demikian, maka dia pasti berkesimpulan bahwa matematika itu membosankan dan rumit. Ajari mereka untuk mengambil satu pertanyaan dan membaginya menjadi langkah-langkah kecil yang lebih mudah.
4. Dorong KreativitasMurid mungkin menjadi buntu secara mental pada suatu topik karena mereka hanya melihatnya dari satu cara. Mungkin mereka perlu dibawa keluar dari 'kotak' dan melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Tunjukkan betapa indahnya melaihat sesuatu itu denga sudut pandang yang berdeda. Bantu mereka untuk melihat situasi dari perpektif orang lain. Biasanya mereka untuk mengelaborasi cara lain dalam menyelesaikan masalah. Bahkan, sesuatu yang terlihat sederhana, dapat didekati dengan berbagai cara. Teka teki silang (baik angka maupun huruf) adalah baik untuk melatih kreativitas dan kelenturan berpikir. Atau menggunakan teknik permainan atau perlombaan antar kelompok, siapa cepat dia yang dapat. Hindari pembelajaran matematika dengan ceramah konvensional yang sekarang sudah dianggap kuno karena cenderung membosankan anak. Sebesarkan mungkin gunakan alat peraga dalam membelajarkan konsep dengan penerapan metode yang membuat anak senang.
5. Positiflah!Hindari pernyataan negatif seperti 'matematika itu susah (meskipun kita sendiri merasakan betapa sulitnya matematika ketika kita bersekolah dulu). Dan juga hendaknya menghindari penggunaan kata-kata ”begitu saja tidak bisa” atau ”bodohnya kamu” yang dapat melemahkan mental belajar anak menjadi turun. Jelaskan kepada mereka bahwa setiap orang mempunyai kemampuan alamiah untuk mengerjakan matematika dan bahwa menyelesaikan soal matematika tidak begitu berbeda dengan menyelesaikan persoalan-persoalan lain dalam kehidupan ini. Di atas itu semua, inspirasikan kepercayaan diri dalam murid. Ajari mereka untuk tekun. dan bahwa pasti ada solusi pada setiap persoalan. Kita semua akan berkinerja lebih baik apabila kita menyenangi apa yang kita kerjakan. Untuk itu, membuat murid menyenangi matematika adalah kunci suksesnya. Mereka memang tidak lantas menjadi genius di bidang matematika, tetapi mereka akan berterima kasih kepada kita ketika mereka memasuki dunia nyata dan mulai menghitung gaji dan kekayaannya.
Anak-anak sekarang tidak suka matematika? Apa kata dunia?(Penulis : Edi Mulyono, S. Pd Guru Kelas IV SD 3 Megawon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar, bebas tapi sopan!